Selasa, 24 Maret 2015

KESAKSIAN UST. ABU HUSNA ABDURRAHIM (DARI LP. NUSAKAMBANGAN) TENTANG MASALAH KESYIAHAN Ka.Ha. MUDZAKIR GUMUK SOLO

KESAKSIAN UST. ABU HUSNA ABDURRAHIM (DARI LP. NUSAKAMBANGAN) TENTANG MASALAH KESYIAHAN MUDZAKIR

Bismillahirrahmanirrahim. Wallahi, di bawah ini saya tuliskan kesaksian saya tentang Mudzakir (KH. Mudzakir Gumuk) berkaitan kepada kebohongan dan keculasan dia akan perkara Syiah Iran. Wallahu musta’an.

1. +- Tahun 1978, saya Abu Husna Abdurrohim M. Thoyyib, adalah santri di Al-Mukmin, dan dibiayai oleh Bp. Abdullah Marzuki, pemilik Penerbit dan Toko Buku Tiga Serangkai, Jl. Hayam Wuruk, Solo.
Setiap liburan pesantren saya pulang ke Tiga Serangkai, bantu-bantu di rumah atau di percetakan bersama dua teman, Imam Muqorrib dan Aminnudin, juga ada teman di sekitar sana, namanya Jiya Iskandar, putra Bp. Buyung Nurdin, kebetulan dia ngaji ke Ust. Mu­dza­kir di masjid Gumuk. Suatu siang, saat liburan dan menginap di Tiga Serangkai, saya bermain sepeda di depan SD Mangkubumen (kalau tidak salah) bersama teman-teman.

Saat di jalan raya itu, saya ditanya oleh seorang tua berjubah dan berjenggot, “Di mana masjid Gumuk, masjidnya Ust. Mudzakir.” Kebetulan saya sering sholat berjamaah di sana, jadi tahu juga arah­nya. Saya tunjukkan tempatnya. Secara sadar saya tanya beliau, “Boleh tahu, bapak siapa dan dari mana?” Jawabnya, “Saya Husein Al-Habsyi, dari YAPI Bangil Jatim. Dua anak saya, saya titipkan di pesantrennya Ust. Mudzakkir,” lanjutnya. Saya baru tahu bahwa di komplek masjid Gumuk itu ada pesantrennya. Dan dua anaknya Husein Al-Habsyi ada di sana. Saya juga ditanya siapa saya. “Saya Gilang nama saya, dan saya santri Al-Mukmin Ngruki”, jawab saya.

Di kemudian hari, saya tahu bahwa Husein Al-Habsyi adalah Amir Syiah di Indonesia, yang telah berbaiat kepada Imam Khomeini di Qom Iran. Dan Ustadz Mudzakir adalah wakilnya di YAPI Bangil, mengajar materi Tau’iyyah (Indoktrinisasi). Yang pa­ling tahu terhadap hal ini adalah Sdr. Basuki Rahmat, seorang pembantu kantor di YAPI, yang pernah kami undang ke Ma’had Al-Mukmin +- tahun 1985.

2. +- Tahun 2000, saya diminta mengisi pengajian di Karanganyar di Pos, nama wilayah di sana. Setelah pengajian selesai kami berbincang dengan sebagian peserta seputar aktivitas di daerah tersebut. Di antaranya, di tempat tersebut banyak yang mengaji ke Ust. Mudzakir (Gumuk) dan beberapa perbinca­ngan tentang indikasi Syiah di Solo. Tiba-tiba ada seorang ikhwan peserta perbincangan nyletuk, “Siapa sih yang tidak yakin bahwa Ust. Mudzakir itu Syiah, suruh saja dia main ke tempat saya, biar saya jelaskan kesaksian istri saya, bahwa istri saya adalah janda mut’ahnya Mudzakir.”

3. +- Tahun 1998 saya berkunjung ke Malaysia, ke rumah ustadz-ustadz saya di sana, di antaranya berjumpa dengan Ustadz Abdullah Sungkar (Alm). Beliau bercerita runtut tentang kehadiran Ustadz Mudzakir beberapa waktu yang kedua kali, kata beliau selama dua jam Mudzakir berbincang di rumah Ust. Abdullah Sungkar.

Dikisahkan, bahwa kehadiran Ustadz Mudzakir di Malaysia di rumah Ustadz Abdullah Sungkar adalah dengan suatu misi permohonan kepada beliau, agar beliau berkenan menetralisir tuduhan para ikhwan di solo yang menyatakan beliau itu berpaham Syiah.

Jawab beliau kepada Mudzakir, “Itu mudah saja, caranya adalah terangkan dan jelaskan kepada umat Islam bahwa Syiah adalah suatu paham bid’ah dan bahkan kufur, sesat. Dan jelaskan bahwa Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah paham yang mu’tadil, tawassuth, konsekuen dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah sesuai dengan manhaj as-salaf ash-sholih. Setelah itu, dekat dan akrab-akrablah dengan muslim Ahlus Sunnah di mana saja, dan jauhi orang-orang Syiah di mana saja.”

Belakangan saya tahu bahwa jawaban Ustadz Abdullah Sungkar (alm.) tersebut sesuai dengan Al-Allamah Ibnul Qoyyim Al-Jauziyyah yang termuat di salah satu kitabnya. Penjelasan ustadz tersebut kami dengar bersama beberapa ikhwan lainnya.

4. Seingat saya ada sebuah majalah Islam yang memuat contoh doa laknat yang termuat di cover belakang buku ‘Hukumah Islamiyyah’, karya Imam Khomeini. Saat itu sempat kami fotocopy dan didistribusikan ke beberapa kalangan ikhwan di Solo.

Kemudian di saat kunjungan Mudzakkir dkk, Ustadz Wahyudin, Joko Beras, Dr. Sholeh, dll. dari pihak Mudzakir :

Saya, Abu Husna Abdurrohim Thoyyib, berinisiatif bertanya ke Mudzakkir di hadapan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir. Tanya saya, “Apa pendapat Ustadz Mudzakir tentang Imam Khomeini?” Jawabnya, “Ya, saya tidak tahu pasti.” Tanya saya lagi, “Apa Antum tidak membaca buku Ukhuwah Islamiyah?” Jawabnya, “Tidak pernah.”

Saya menilai bahwa jawaban dia ini sangat tidak logis, mustahil dan tidak masuk akal! Mana mungkin Mudzakir yang berkali-kali ke kota Qom dan dari awal revolusi Islam, menjadi wakil Amir Syiah Husein Al-Habsyi, Ustadz khusus Tau’iyyah di Ma’had YAPI, mengamalkan nikah mut’ah, dll, tapi tidak pernah membaca buku “Hukumah Islamiyah”, buku aqidah kaum Rafidhah Republik Islam Iran, yang berisi doa laknat terhadap Abu Bakar dan Umar, Aisyah dan Hafshah. Dusta, kafir!
(Abu Husna Abdurrohim). Sumber: http://shoutussalam.org/2013/12/kesaksian-tentang-mudzakir-syiah/

Dewan Syuro DPW FPI Pekalongan: K.H Mudzakir Gumuk Solo adalah Syiah

PEKALONGAN (shoutussalam.com) - Dewan Syuro Front Pembela Islam (FPI) Pekalongan, ustadz Said Ahmad Sungkar merilis pernyataan yang menegaskan bahwa Mudzakir Syiah.

Pernyataan ustadz Said Sungkar –sapaan akrabnya- itu begitu berseberangan dengan Imam Besar FPI, Al-Habib Muhammad Rizieq Syihab beberapa waktu lalu.

“Saya kenal Ust.Muzakkir sudah lama, setahu saya beliau BUKAN SYIAH. Beliau tidak mengkafirkan Syiah memang ya, itu beliau akui secaraa terbuka dengan alasannya, tapi beliau Syiah itu apa buktinya ?!
Justru, selama saya dekat dengan Beliau, saya melihat rujukan dan pemikiran beliau, koleksi kitabnya, tata cara ibadahnya, dsb, beliau lebih tepat dikatakan WAHABI ketimbang SYIAH.” Demikian potongan kutipan pesan singkat Habib Rizieq Syihab tersebut.

Sementara itu, di tempat berbeda ustadz Said Sungkar yang belum lama masuk daftar hitam “teroris” berdasarkan release oleh Kementerian Keuangan Amerika Serikat (US Department Of The Treasury) tertanggal 18 September 2013 ini siap diajak mubahalah atas pernyataan dan sumpah beliau atas syi’ahnya Mudzakir.

Menyusul pernyataan ustadz Said Sungkar terebut, berikut ini pernyataan resmi dengan kepala surat berlogo FPI yang diterima redaksi shoutussalam.com.

PERNYATAAN / KETERANGAN
Dengan mengharap rahamat dan ridho Allah Azza Wa Jalla, Saya membuat pernyataan ini agar tidak menjadikan bias atas perkara yang qiila wa qoola.

Tatkala saya ditanya salah seorang ikhwan, apakah Ustadz Mudzakir itu Syiah?
Saya menjawab dengan tegas tanpa ragu-ragu bahwa Ustadz Mudzakir Syiah dengan alasan sebagai berikut:
  1. Saya pernah se-mobil dengan Mudzakir (termasuk di dalamnya ada orang yang ikut bersama kami). Saat itu ada beberapa SMS yang masuk ke HP saya yang menyindir dengan kalimat “Afwan Ustadz, apakah Ustadz akan nikah mut’ah kok sampai semobil dengan Mudzakir?”. Maka Saya berkata kepada Mudzakir “Saya keliling 45 negara dan menjumpai banyak ulama dan tokoh jihad, tapi sayang sekali saya belum pernah melihat atau bertatap muka dengan Ayatullah Khomeini”. Beliau (Mudzakir) yang duduk di kursi depan menoleh menghadap saya dan langsung terucap dari mulutnya “Demi Allah kalau saya bukan lagi melihat wajahnya tapi telah berjabat tangan dan baiat dengan Ayatullah Khomeini.”
  2. Sebuah Pondok Pesantren milik syiah yang terletak di Wonotunggal Kabupaten Batang yang diserang oleh kaum muslimin Sunni yang pada akhirnya pondok tersebut ditutup, saya mendengar bahwa 17 santri Ponpes tersebut dipindah ke Pondok Pesantren milik Mudzakir.
Demikian penyataan ini saya buat, Saya bertanggungjawab di hadapan Allah Azza Wa Jalla dan Ummat Islam dan bila ana berbohong tentang pernyataan di atas, maka semoga Laknat Allah atas saya.
Pekalongan, 1 Muharram 1435 H
DPW FPI PEKALONGAN
Al Faqiir ILALLAH
Said Ahmad Sungkar
Dewan Syuro
Demikiran pernyataan tersebut, tertanggal 1 Muharram 1435 H dan ditandatangani oleh ustadz Said Ahmad Sungkar selaku Dewan Syuro DPW FPI Pekalongan. [Abu Muhammad].
Lihat:
http://shoutussalam.org/2013/12/berbeda-dengan-habib-rizieq-syihab-dewan-syuro-dpw-fpi-pekalongan-tegaskan-mudzakir-syiah/

Kamis, 28 November 2013

Ust. Abu Bakar Baasyir Sangat Curiga Mudzakir Gumuk Adalah Orang Syiah Berkedok Sunni

Awas Syiah- Dalam kunjungan Ustadz Abdulrachim Ba’asyir dan keluarga beserta rombongan Ustadz dari Dewan Syari’ah Kota Surakarta (DSKS) di Lapas Pasir Putih Nusa Kambangan kemarin (29/10/2013), ada sebuah perubahan baru dari Ustadz Abu Bakar Ba’asyir terkait pandangan beliau terhadap fenomena Syi’ah di Solo. Kecurigaan Ustadz Abu terhadap ke-syi’ah-an Kyai Mudzakkir, pimpinan Pondok Pesantren Al Islam Gumuk semakin menjadi-jadi.
Sebelumnya, telah dikabarkan bahwa DSKS membesuk Ustadz Abu kemudian berdiskusi banyak hal dari masalah syari’ah, penegakan daulah islam, hingga perkembangan agama Syi’ah di Indonesia yang kian memprihatinkan.
“Dalam diskusi itu ada satu hal yang menurut saya sebuah perubahan baru dalam pandangan beliau soal fenomena Syi’ah di Solo, dimana beliau menegaskan bahwa beliau saat ini sudah jadi sangat mencurigai Ustadz Mudzakkir sebagai orang Syi’ah yang sedang berpura-pura menjadi Sunni,” tutur Ustadz Abdulrachim Ba’asyir via Whatsapp, yang kemudian disebar ke sejumlah media Islam.
Berulang kali Ustadz Abu menyebutkan hal tersebut bahkan saat beberapa asatidz yang ikut dalam rombongan bertanya apa yang membuatnya berubah pandangan terhadap Kyai Mudzakkir? Sementara, padahal selama ini Ustadz Abu dikenal masih meyakini bahwa Kyai Mudzakkir bukan Syi’ah. Sehingganya tidak sedikit kalangan yang membela-bela sang Kyai memanfaatkan pandangannya itu untuk melakukan pembelaan terhadap Mudzakkir.
“Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menjawab bahwa beliau telah memikirkan matang-matang setelah beberapa kali kesempatan pertanyaan yang disampaikan kepada Ust. Mudzakkir tentang kesyi’ahannya, selalu saja jawaban yang diberikan Ust. Mudzakkir itu mengambang dan tidak jelas. Juga pandangan-pandangannya yang banyak memiliki kecenderungan kepada kalangan Syi’ah yang jelas-jelas sesat dan kafir tetapi masih saja d bela,” terang Ustadz Iim.
“Beliau juga menggaris bawahi saat kedatangan Ust. Mudzakkir membesuk beliau di LP beberapa waktu lalu yang malah meminta agar dirinya tidak usah ikut campur dalam urusan kekejaman Bashar Asad di Suriah. Serta mendesak beliau agar mencabut fatwanya soal Bashar Asad. Hal-hal inilah yg menurut Ust. Abu menjadikan dirinya saat ini sudah berubah pikiran terhadap Ust. Mudzakkir dan beliau menjadi sangat mencurigainya sebagai antek Syi’ah di negeri ini,” tambahnya.
Lihat: http://www.shoutussalam.com/2013/10/ustadz-baasyir-curiga-mudzakir-adalah-syiah-berkedok-sunni/

Sabtu, 15 Juni 2013

FATWA 8 ULAMA SALAF YANG MENGKAFIRKAN SYI'AH RAFIDHAH

Oleh: Ahmad ‘Isy Karim

Kitab Al-Sunnah oleh Al-Khalal/ dar-alfarouk

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasul yang diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Syi’ah termasuk sekte Islam yang sudah berusia ratusan tahun. Sejak abad-abad awal Islam sudah menunjukkan jati dirinya. Namun dalam kurun waktu yang lama tersebut, kebencian mereka kepada pihak-pihak lain tetap eksis. Mereka mencela, mencaci, menfasikkan, dan mengafirkan Abu Bakar, Umar, dan Utsman, dan ‘Aisyah. Bahkan mereka menyatakan kekafiran mayoritas sahabat. Selanjutnya mereka mengafirkan dan memusuhi setiap orang yang memuliakan para sahabat di atas. Sehingga dari sini, para ulama Islam menghukumi mereka sudah keluar dari Islam berdasarkan keterangan yang jelas dari Al-Qur’an dan Sunnah tentang keutamaan para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

.
Pendapat Tentang Kafirnya Sekte Syiah
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Kami tidak menghakimi. Tugas kami hanya menyampaikan keterangan dan menunjukkan bukti. Dan ternyata didapati, yang berpendapat bahwa Syi’ah itu kafir adalah para Imam-Imam Besar Islam, seperti: Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Bukhari dan lain-lain. Berikut ini beberapa pendapat dan fatwa para ulama Islam mengenai golongan Syi’ah Rafidhah yang disebut dengan Itsna Asy’ariyah dan Ja’fariyah.

►Pertama: Imam Malik

Al-Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar al Marwadzi, ia berkata: “Saya mendengar Abu Abdullah berkata, bahwa Imam Malik berkata:

الذي يشتم أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم ليس لهم اسم أو قال : نصيب في الإسلام

“Orang yang mencela shahabat-shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam.” (As Sunnah, milik al-Khalal: 2/557)

Ibnu katsir berkata saat menafsirkan firman Allah Ta’ala:

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا [الفتح/29]

“ Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Beliau berkata: “Dari ayat ini, dalam satu riwayat dari Imam Malik –rahmat Allah terlimpah kepadanya-, beliau mengambil kesimpulan tentang kekafiran Rafidhah yang membenci para shahabat Radhiyallahu ‘Anhum. Beliau berkata: “Karena mereka ini membenci para shahabat, dan barangsiapa membenci para shahabat, maka ia telah kafir berdasarkan ayat ini.” Pendapat ini disepakati oleh segolongan ulama radhiyallahu ‘anhum.” (Tafsir Ibnu Katsir: 4/219)[i]
Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata:

لقد أحسن مالك في مقالته وأصاب في تأويله فمن نقص واحداً منهم أو طعن عليه في روايته فقد رد على الله رب العالمين وأبطل شرائع المسلمين

“Sungguh sangat bagus ucapan Imam Malik itu dan benar penafsirannya. Siapa pun yang menghina seorang dari mereka (sahabat Nabi) atau mencela periwayatannya, maka ia telah menentang Allah, Tuhan alam semesta dan membatalkan syari’at kaum Muslimin.” (Tafsir al-Qurthubi: 16/297)

►Kedua: Imam Ahmad

Banyak riwayat telah datang darinya dalam mengafirkan golongan Syi’ah Rafidhah. Di antaranya: Al-Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar al Marwadzi, ia berkata: “Aku bertanya kepada Abu Abdillah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar, dan ‘Aisyah?” Beliau menjawab,

ما أراه على الإسلام

“Aku tidak melihatnya di atas Islam.”

Al-Khalal berkata lagi: Abdul Malik bin Abdul Hamid memberitakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Abu Abdillah berkata:

من شتم أخاف عليه الكفر مثل الروافض

“Barang siapa mencela (sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) maka aku khawatir ia menjadi kafir seperti halnya orang-orang Rafidhah.” Kemudian beliau berkata:

من شتم أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم لا نأمن أن يكون قد مرق عن الدين

“Barangsiapa mencela Shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam maka kami khawatir ia telah keluar dari Islam (tanpa disadari).” (Al-Sunnah, Al-Khalal: 2/557-558)

Al-Khalal berkata: Abdullah bin Ahmad bin Hambal menyampaikan kepadaku, katanya: “Saya bertanya kepada ayahku perihal seseorang yang mencela salah seorang dari Shahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka beliau menjawab:

ما أراه على الإسلام

“Aku tidak melihatnya di atas Islam”.” (Al-Sunnah, Al-Khalal: 2/558. Bacalah: Manaakib al Imam Ahmad, oleh Ibnu Al-Jauzi, hal. 214)

Tersebut dalam kitab As Sunnah karya Imam Ahmad, mengenai pendapat beliau tentang golongan Rafidhah:

هم الذين يتبرأون من أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم ويسبونهم وينتقصونهم ويكفرون الأئمة إلا أربعة : علي وعمار والمقداد وسلمان وليست الرافضة من الإسلام في شيء

“Mereka itu adalah golongan yang menjauhkan diri dari shahabat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya kecuali hanya empat orang saja yang tiada mereka kafirkan, yaitu: Ali, Ammar, Miqdad dan Salman. Golongan Rafidhah ini sama sekali bukan Islam.” (Al-Sunnah, milik Imam Ahmad: 82)
Ibnu Abdil Qawiy berkata: “Adalah imam Ahmad mengafirkan orang yang berlepas diri dari mereka (yakni para sahabat) dan orang yang mencela ‘Aisyah Ummul Mukminin serta menuduhnya dengan sesuatu yang Allah telah membebaskan darinya, seraya beliau membaca:

يَعِظُكُمَ اللَّهُ أَنْ تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Allah menasehati kamu, agar kamu jangan mengulang hal seperti itu untuk selama-lamanya, jika kamu benar-benar beriman.” (QS. Al-Nuur: 17. Dinukil dari Kitab Maa Dhahaba Ilaihi al-Imam Ahmad: 21)

►Ketiga: Imam Al Bukhari (wafat tahun 256 H)

Beliau berkata:

ما أبالي صليت خلف الجهمي والرافضي ، أم صليت خلف اليهود والنصارى ولا يسلم عليهم ولا يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم

“Bagi saya sama saja, apakah aku shalat di belakang seorang Jahmi (beraliran Jahmiyah) atau seorang Rafidzi (beraliran Syi’ah Rafidhah), atau aku shalat dibelakang Imam Yahudi atau Nashrani. Dan (seorang muslim) tidak boleh memberi salam kepada mereka, mengunjungi mereka ketika sakit, kawin dengan mereka, menjadikan mereka sebagai saksi dan memakan sembelihan mereka.” (Khalqu Af’al al-Ibad: 125)

►Keempat: Abdurrahman bin Mahdi

Imam al-Bukhari berkata: Abdurrahman bin Mahdi berkata: “Keduanya adalah agama tersendiri, yakni Jahmiyah dan Rafidhah (Syi’ah).” (Khalqu Af’al al-Ibad: 125)

Kelima: Al-Faryabi

Al-Khalal meriwayatkan, ia berkata: “Telah menceritakan kepadaku Harb bin Ismail al- Kirmani, ia berkata: “Musa bin Harun bin Zayyad menceritakan kepada kami, ia berkata: “Saya mendengar al-Faryabi dan seseorang yang bertanya kepadanya tentang orang yang mencela Abu Bakar. Jawabnya: “Dia Kafir.” Lalu ia berkata: “Apakah orang semacam itu boleh dishalatkan jenazahnya?” Jawabnya: “Tidak.” Dan aku bertanya pula kepadanya: “Apa yang dilakukan terhadapnya, padahal orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah?” Jawabnya: “Jangan kamu sentuh (Jenazahnya) dengan tangan kamu, tetapi kamu angkat dengan kayu sampai kamu menurunkan ke liang lahatnya.” (al-Sunnah, milik al-Khalal: 2/566)

►Keenam: Ahmad bin Yunus

Kunyahnya adalah Ibnu Abdillah. Ia dinisbatan kepada datuknya, yaitu salah seorang Imam (tokoh) As-Sunnah. Beliau termasuk penduduk Kufah, tempat tumbuhnya golongan Rafidhah. Beliau menceritakan perihal Rafidhah dengan berbagai macam alirannya. Ahmad bin Hambal telah berkata kepada seseorang: “Pergilah anda kepada Ahmad bin Yunus, karena dialah seorang Syeikhul Islam.”
Para ahli Kutubus Sittah telah meriwayatkan Hadits dari beliau. Abu Hatim berkata: “Beliau adalah orang kepercayaan lagi kuat hafalannya”. Al-Nasaai berkata: “Dia adalah orang kepercayaan.” Ibnu Sa’ad berkata: “Dia adalah seorang kepercayaan lagi jujur, seorang Ahli Sunnah wal Jama’ah.” Ibnu Hajar menjelaskan, bahwa Ibnu Yunus telah berkata: “Saya pernah datang kepada Hammad bin Zaid, saya minta kepada beliau supaya mendiktekan kepadaku sesuatu hal tentang kelebihan Utsman. Jawabnya: “Anda ini siapa?” Saya jawab: “Seseorang dari negeri Kufah.” Lalu ia berkata: “Seorang Kufah menanyakan tentang kelebihan-kelebihan Utsman. Demi Allah, aku tidak akan menyampaikannya kepada Anda, kalau Anda tidak mau duduk sedangkan aku tetap berdiri!” Beliau wafat tahun 227 H. (Tahdzibut Tahdzib, 1:50, Taqribut Tahdzib, 1:29).

Beliau (Ahmad bin Yunus) rahimahullah berkata,

لو أن يهودياً ذبح شاة ، وذبح رافضي لأكلت ذبيحة اليهودي ، ولم آكل ذبيحة الرافضي لأنه مرتد عن الإسلام

“Seandainya saja seorang Yahudi menyembelih seekor kambing dan seorang Rafidhi (Syi’i) juga menyembelih seekor kambing, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi, dan aku tidak mau makan sembelihan si Rafidhi. Karena dia telah murtad dari Islam.” (Al-Sharim al-Maslul, Ibnu Taimiyah: 57)

►Ketujuh: Al-Qadhi Abu Ya’la

Beliau berkata, “Adapun Rafidhah, maka hukum terhadap mereka . . . sesungguhnya mengafirkan para sahabat atau menganggapnya fasik, yang berarti mesti masuk neraka, maka orang semacam ini adalah kafir.” (Al Mu’tamad, hal. 267)
. . sesungguhnya mengafirkan para sahabat atau menganggapnya fasik, yang berarti mesti masuk neraka, maka orang semacam ini adalah kafir. . .
Sementara Rafidhah (Syi’ah) sebagaimana terbukti di dalam pokok-pokok ajaran mereka adalah orang-orang yang mengkafirkan sebagian besar Shahabat Nabi. Silahkan baca kembali tulisan yang telah kami posthing:
Kitab Syi’ah Melaknat dan Mengafirkan Abu Bakar, Umar dan ‘Aisyah

►Kedelapan: Ibnu Hazam al-Zahiri
Beliau berkata: “Pendapat mereka (Yakni Nashrani) yang menuduh bahwa golongan Rafidhah (Syi’ah) merubah Al-Qur’an, maka sesungguhnya golongan Syi’ah Rafidhah bukan termasuk bagian kaum muslimin. Karena golongan ini muncul pertama kalinya setelah dua puluh lima tahun dari wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Syi’ah Rafidhah adalah golongan yang mengikuti langkah-langkah Yahudi dan Nashrani dalam melakukan kebohongan dan kekafiran.” (Al-fashl fi al-Milal wa al-Nihal: 2/213)[ii]

Beliau berkata: “Salah satu pendapat golongan Syi’ah Imamiyah, baik yang dahulu maupun sekarang ialah Al-Qur’an itu sesungguhnya telah diubah.”

Kemudian beliau berkata: “Orang yang berpendapat, bahwa Al Qur’an ini telah diubah adalah benar-benar kafir dan men-dustakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.(Al Fashl: 5/40)
Beliau berkata: “Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan semua kelompok umat Islam Ahlus Sunnah, Mu’tazilah, Murji’ah, Zaidiyah, bahwa adalah wajib berpegang kepada Al Qur’an yang biasa kita baca ini ” Dan hanya golongan Syi’ah ekstrim sajalah yang menyalahi sikap ini. Dengan sikapnya itu mereka menjadi kafir lagi musyrik, menurut pendapat semua penganut Islam. Dan pendapat kita sama sekali tidak sama dengan mereka (Syi’ah). Pendapat kita hanyalah sejalan dengan sesama pemeluk agama kita.” (Al Ihkam Fii Ushuuli Ahkaam: 1/96)

Beliau berkata pula: “Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak pernah menyembunyikan satu kata pun atau satu huruf pun dari syariat Ilahi. Saya tidak melihat adanya keistimewaan pada manusia tertentu, baik anak perempuannya atau keponakan laki-lakinya atau istrinya atau shahabatnya, untuk mengetahui sesuatu syariat yang disembunyikan oleh Nabi terhadap bangsa kulit putih, atau bangsa kulit hitam atau penggembala kambing. Tidak ada sesuatu pun rahasia, perlambang ataupun kata sandi di luar apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah kepada umat manusia. Sekiranya Nabi menyembunyikan sesuatu yang harus disampaikan kepada manusia, berarti beliau tidak menjalankan tugasnya. Barang siapa beranggapan semacam ini, berarti ia kafir. (Al Fashl, 2:274-275)
Orang yang berkeyakinan semacam ini dikafirkan oleh Ibnu Hazm. Dan keyakinan semacam ini dipegang oleh Syi’ah Itsna Asy’ariyah. Pendapat ini dikuatkan oleh guru-guru beliau pada masanya dan para ulama sebelumnya.

Penutup
▬▬▬▬
Dan Masih banyak lagi perkataan-perkataan para ulama yang sangat tegas terhadap Syi’ah Rafidhah yang memiliki keyakinan berbeda dari aqidah kaum muslimin dan menyimpang dari ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Rasanya tidak ada habisnya menjelaskan keyakinan batil golongan syi’ah, baik dari ulama terdahulu maupun belakangan. Namun sayang kenapa banyak manusia bisa disesatkan dan tertarik kepada ajaran yang sangat jelas kebatilannya. Semoga Allah melindungi kita dan kaum mukminin secara keseluruhan dari jerat dan tipu daya golongan Syi’ah Rafidhah. [PurWD/voa-islam.com] 2012/01/06

Sumber & Catatan kaki : nahimunkar.com
Judul Asli : Fatwa 8 Ulama yang Mengkafirkan Syi’ah Rafidhah
_________________________________________________
[i] تفسير ابن كثير – (ج 7 / ص 362)
{ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ } .
ومن هذه الآية انتزع الإمام مالك -رحمه الله، في رواية عنه-بتكفير الروافض الذين يبغضون الصحابة، قال: لأنهم يغيظونهم، ومن غاظ الصحابة فهو كافر لهذه الآية. ووافقه طائفة من العلماء على ذلك. والأحاديث في فضائل الصحابة والنهي عن التعرض لهم بمساءة كثيرة ، ويكفيهم ثناء الله عليهم، ورضاه عنهم.
[ii] الفصل في الملل – (ج 2 / ص 65)
وأما قولهم في دعوى الروافض تبديل القراءات فإن الروافض ليسوا من المسلمين إنما هي فرق حدث أولها بعد موت النبي صلى الله عليه و سلم بخمس وعشرين سنة وكان مبدؤها إجابة من خذله الله تعالى لدعوة من كاد الإسلام وهي طائفة تجري مجرى اليهود والنصارى في الكذب والكفر وهي طوائف أشدهم غلوا يقولون بالهية علي بن أبي طالب والآلهية جماعة معه وأقلهم غلوا يقولون أن الشمس ردت على علي بن أبي طالب مرتين فقوم هذا أقل مراتبهم في الكذب أيستشنع منهم كذب يأتون به وكل من يزجره عن الكذب ديانة أو نزاهة نفس أمكنه أن يكذب ما شاء وكل دعوى بلا برهان فليس يستدل بها عاقل سواء كانت له أو عليه ونحن أن شاء الله تعالى نأتي بالبرهان الواضح الفاضح لكذب الروافض فيما افتعلوه من ذلك

http://artikelassunnah.blogspot.com/2012/03/fatwa-8-ulama-salaf-yang-mengkafirkan.html
___

Senin, 10 Juni 2013

17 ALASAN ULAMA ISLAM MENGKAFIRKAN KAUM SYI'AH

Sejumlah tujuh belas doktrin Syi’ah yang selalu mereka sembunyikan dari kaum muslimin sebagai bagian dari pengamalan doktrin taqiyah (menyembunyikan Syi’ahnya). Ketujuh belas doktrin ini terdapat dalam kitab suci Syi’ah:
1. Dunia dengan seluruh isinya adalah milik para imam Syi’ah. Mereka akan memberikan dunia ini kepada siapa yang dikehendaki dan mencabutnya dari siapa yang dikehendaki (Ushulul Kaafi, hal.259, Al-Kulaini, cet. India).
Jelas Doktrin semacam ini bertentangan dengan firman Allah SWT QS: Al-A’raf 7: 128, “Sesungguhnya bumi adalah milik Allah, Dia dikaruniakan kepada siapa yang Dia kehendaki”. Kepercayaan Syi’ah diatas menunjukkan penyetaraan kekuasaan para imam Syi’ah dengan Allah dan doktrin ini merupakan aqidah syirik.
2. Ali bin Abi Thalib yang diklaim sebagai imam Syi’ah yang pertama dinyatakan sebagai dzat yang pertama dan terakhir, yang dhahir dan yang bathin sebagaimana termaktub dalam surat Al-Hadid, 57: 3 (Rijalul Kashi hal. 138).
Doktrin semacam ini jelas merupakan kekafiran Syi’ah yang berdusta atas nama Khalifah Ali bin Abi Thalib. Dengan doktrin semacam ini Syi’ah menempatkan Ali sebagai Tuhan. Dan hal ini sudah pasti merupakan tipu daya Syi’ah terhadap kaum muslimin dan kesucian aqidahnya.
. Para imam Syi’ah merupakan wajah Allah, mata Allah dan tangan-tangan Allah yang membawa rahmat bagi para hamba Allah (Ushulul Kaafi, hal. 83).
4. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib oleh Syi’ah dikatakan menjadi wakil Allah dalam menentukan surga dan neraka, memperoleh sesuatu yang tidak diperoleh oleh manusia sebelumnya, mengetahui yang baik dan yang buruk, mengetahui segala sesuatu secara rinci yang pernah terjadi dahulu maupun yang ghaib (Ushulul Kaafi, hal. 84).
5. Keinginan para imam Syi’ah adalah keinginan Allah juga (Ushulul Kaafi, hal. 278).
6. Para imam Syi’ah mengetahui kapan datang ajalnya dan mereka sendiri yang menentukan saat kematiannya karena bila imam tidak mengetahui hal-hal semacam itu maka ia tidak berhak menjadi imam (Ushulul Kaafi, hal. 158).
7. Para imam Syi’ah mengetahui apapun yang tersembunyi dan dapat mengetahui dan menjawab apa saja bila kita bertanya kepada mereka karena mereka mengetahui hal ghaib sebagaimana yang Allah ketahui (Ushulul Kaafi, hal. 193).
8. Allah itu bersifat bada’ yaitu baru mengetahui sesuatu bila sudah terjadi. Akan tetapi para imam Syi’ah telah mengetahui lebih dahulu hal yang belum terjadi (Ushulul Kaafi, hal. 40).
Menurut Al-Kulaini (ulama besar ahli hadits Syi’ah), Bahwa Allah tidak mengetahui bahwa Husein bin Ali akan mati terbunuh. Menurut mereka Tuhan pada mulanya tidak tahu karena itu Tuhan membuat ketetapan baru sesuai dengan kondisi yang ada. Akan tetapi imam Syi’ah telah mengetahui apa yang akan terjadi. Oleh sebab itu menurut doktrin Syi’ah Allah bersifat bada’ (Ushulul Kaafi, hal. 232).
9. Para imam Syi’ah merupakan gudang ilmu Allah dan juga penerjemah ilmu Allah. Para imam Syi’ah bersifat Ma’sum (Bersih dari kesalahan dan tidak pernah lupa apalagi berbuat Dosa). Allah menyuruh manusia untuk mentaati imam Syi’ah, tidak boleh mengingkarinya dan mereka menjadi hujjah (Argumentasi Kebenaran) Allah atas langit dan bumi (Ushulul Kaafi, hal. 165).
10. Para imam Syi’ah sama dengan Rasulullah Saw (Ibid).
11. Yang dimaksud para imam Syi’ah adalah Ali bin Abi Thalib, Husein bin Ali, Ali bin Husein, Hassan bin Ali dan Muhammad bin Ali (Ushulul Kaafi, hal. 109)
12. Al-Qur’an yang ada sekarang telah berubah, dikurangi dan ditambah (Ushulul Kaafi, hal. 670). Salah satu contoh ayat Al-Qur’an yang dikurangi dari aslinya yaitu ayat Al-Qur’an An-Nisa’: 47, menurut versi Syi’ah berbunyi: “Ya ayyuhalladziina uutul kitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa fie ‘Aliyyin nuuran mubiinan”. (Fashlul Khitab, hal. 180).
13. Menurut Syi’ah, Al-Qur’an yang dibawa Jibril kepada Nabi Muhammad ada 17 ribu ayat, namun yang tersisa sekarang hanya 6660 ayat (Ushulul Kaafi, hal. 671).
14. Menyatakan bahwa Abu Bakar, Umar, Utsman bin Affan, Muawiyah, Aisyah, Hafshah, Hindun, dan Ummul Hakam adalah makhluk yang paling jelek di muka bumi, mereka ini adalah musuh-musuh Allah. Siapa yang tidak memusuhi mereka, maka tidaklah sempurna imannya kepada Allah, Rasul-Nya dan imam-imam Syi’ah (Haqqul Yaqin, hal. 519 oleh Muhammad Baqir Al-Majlisi).
15. Menghalalkan nikah Mut’ah, bahkan menurut doktrin Syi’ah orang yang melakukan kawin mut’ah 4 kali derajatnya lebih tinggi dari Nabi Muhammad Saw. (Tafsir Minhajush Shadiqin, hal. 356, oleh Mullah Fathullah Kassani).
16. Menghalalkan saling tukar-menukar budak perempuan untuk disetubuhi kepada sesama temannya. Kata mereka, imam Ja’far berkata kepada temannya: “Wahai Muhammad, kumpulilah budakku ini sesuka hatimu. Jika engkau sudah tidak suka kembalikan lagi kepadaku.” (Al-Istibshar III, hal. 136, oleh Abu Ja’far Muhammad Hasan At-Thusi).
17. Rasulullah dan para sahabat akan dibangkitkan sebelum hari kiamat. Imam Mahdi sebelum hari kiamat akan datang dan dia membongkar kuburan Abu Bakar dan Umar yang ada didekat kuburan Rasulullah. Setelah dihidupkan maka kedua orang ini akan disalib (Haqqul Yaqin, hal. 360, oleh Mullah Muhammad Baqir al-Majlisi).

Ketujuh belas doktrin Syi’ah di atas, apakah bisa dianggap sebagai aqidah Islam sebagaimana dibawa oleh Rasulullah Saw dan dipegang teguh oleh para Sahabat serta kaum Muslimin yang hidup sejak zaman Tabi’in hingga sekarang? Adakah orang masih percaya bahwa Syi’ah itu bagian dari umat Islam? Menurut Imam Malik dan Imam Ahmad, barangsiapa yang tidak MENGKAFIRKAN aqidah Syi’ah ini, maka dia termasuk Kafir.
Semua kitab tersebut diatas adalah kitab-kitab induk atau rujukan pokok kaum Syi’ah yang posisinya seperti halnya kitab-kitab hadits Imam Bukhari, Muslim, Ahmad bin Hambal, Nasa’i, Tirmidzi, Abu Daud, dan Ibnu Majah bagi kaum Muslimin. Oleh karena itu, upaya-upaya Syi’ah untuk menanamkan kesan bahwa Syi’ah adalah bagian dari kaum Muslimin, hanya berbeda dalam beberapa hal yang tidak prinsip, adalah dusta dan harus ditolak tegas !!!.

Sumber: Risalah Mujahidin, edisi 9, th 1 Jumadil Ula 1428 / Juni 2007. [armh].

http://www.facebook.com/notes/nahnu-usuudul-badr-v/17-alasan-ulama-islam-mengkafirkan-kaum-syiah/129183477202813

KAPAN SIH ISTILAH SUNNI - SYIAH MUNCUL?

Kenapa sih harus ada Sunni-Syiah? Bukankah Islam cuma satu? Apa itu Sunni? Apa itu Syiah? Kenapa harus menyebut diri Sunni? Segudang tanya tersebut kini ramai diutarakan pasca bentrok aliran Syiah dengan umat muslim di Sampang, Madura.
Dalam acara Ahlus Sunnah Bersatu Menolak Syiah yang berlangsung di DDII, Juni 2011 silam, KH Kholil Ridwan menjelaskan bahwa permasalahan Sunni Syiah sudah berlangsung ribuan tahun semenjak zaman Sayyidina Ali menjadi khalifah, bahkan lebih kental lagi saat terbunuhnya Sayyidina Husain, “Sebelum itu gak ada istilah Sunni-Syi’i,” ujarnya.
Dahulu di zaman Rasulullah SAW. kaum muslimin dikenal bersatu. Saat itu tidak ada golongan ini dan golongan itu. Tidak ada pula sebutan syiah ini dan syiah itu. Semua umat Islam bersatu dibawah pimpinan dan komando Rasulullah SAW.
Bila ada masalah atau perbedaan pendapat di antara para sahabat, mereka langsung datang kepada Rasulullah SAW. Itulah yang membuat para sahabat saat itu tidak sampai terpecah belah, baik dalam masalah akidah, maupun dalam urusan duniawi.
Kemudian setelah Rasulullah SAW. wafat, benih-benih perpecahan mulai tampak dan puncaknya terjadi saat Sayyidina Ali menjadi khalifah. Akan tetapi, perlu ditekankan bahwa perpecahan tersebut hanya bersifat politik, sedang akidah mereka tetap satu yaitu akidah Islamiyah, meskipun saat itu benih-benih penyimpangan dalam akidah sudah mulai ditebarkan oleh Abdullah bin Saba’, seorang agen Yahudi yang dalam sejarah Islam dikenal sebagai pencetus faham Syiah (Rawafid).
Tapi setelah para sahabat wafat, benih-benih perpecahan dalam akidah tersebut mulai membesar, sehingga timbullah faham-faham yang bermacam-macam yang menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW.
Saat itu muslimin terpecah dalam dua bagian, satu dikenal sebagai golongan-golongan ahli bid’ah, atau kelompok-kelompok sempalan dalam Islam, seperti Mu’tazilah, Syiah (Rawafid), Khowarij dan lain-lain. Sedang golongan lainnya adalah golongan terbesar, yaitu golongan orang-orang yang tetap berpegang teguh kepada apa-apa yang dijalankan oleh Rasulullah SAW bersama sahabat-sahabatnya.

Golongan yang terakhir inilah yang kemudian menamakan golongannya dan akidahnya Ahlus Sunnah Waljamaah. Jadi golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah golongan yang mengikuti sunnah-sunnah nabi dan jamaatus shohabah.
Definisi ini disimpulkan dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang golongan yang selamat dari kesesatan di dunia dan selamat dari neraka di akherat.
قَالُوا وَمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
Para shahabat bertanya, “Siapakah mereka wahai rasulullah?”. Beliau bersabda, “Orang yang mengikuti ajaranku dan shahabatku dalam beragama” (HR Tirmidzi no 2641 dari Abdullah bin ‘Amr, dinilai hasan oleh al Albani).

Dengan demikian akidah Ahlus Sunnah Waljamaah adalah akidah Islamiyah yang dibawa oleh Rasulullah dan golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah umat Islam. Lebih jelasnya, Islam adalah Ahlus Sunnah Waljamaah dan Ahlus Sunnah Waljamaah itulah Islam. Sedang golongan-golongan ahli bid’ah, seperti Mu’tazilah, Syiah(Rawafid) dan lain-lain, adalah golongan yang menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW yang berarti menyimpang dari ajaran Islam.
Perlu diketahui pula bahwa istilah ahlus sunnah juga mengandung dua makna, baik yang bermakna luas maupun sempit. Mengenai makna luas dari ahlus sunnah, penulis buku al Wajiz fi ‘Aqidah al Salaf al Shalih Ahlis Sunnah wal Jamaah pada halaman 34 mengatakan, “..Makna yang lebih luas untuk istilah ahlus sunnah wal jamaah adalah mencakup semua orang yang mengaku dirinya sebagai seorang muslim selain Rafidhah (baca:syiah). Terkadang pula istilah ahlis sunnah digunakan untuk sebagian ahli bid’ah karena mereka bersesuaian dengan ahli sunnah yang murni dalam beberapa permasalahan akidah dan berlawanan dengan akidah aliran-aliran sesat. Akan tetapi penggunaan istilah ahli sunnah dengan pengertian ini lebih jarang dipergunakan oleh para ulama ahli sunnah karena hanya terbatas pada beberapa permasalahan akidah dan berlawanan dengan beberapa aliran sesat tertentu. Misalnya adalah penggunaan istilah ahli sunnah sebagai lawan dari rafidhah (baca:syiah) terkait masalah khilafah dan sikap terhadap para shahabat Nabi dan perkara akidah lainnya”.
Sedangkan pengertian sempit untuk istilah ahli sunnah adalah ahli sunnah ialah orang-orang yang berpegang teguh dengan ajaran Nabi dan para shahabat serta orang-orang yang mengikuti mereka dan meniti jalan mereka baik dalam permasalahan akidah, perkataan dan perbuatan. Mereka adalah orang-orang yang komitmen untuk mengikuti Nabi dan menjauhi bid’ah. Mengikuti jalan mereka dalam beragama adalah hidayah sedangkan menyelisihi mereka adalah kesesatan.
Dengan demikian akidah Ahlus Sunnah Waljamaah itu sudah ada sebelum Allah melahirkan generasi-generasi soleh seperti Imam Ahmad, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Hambali. Begitu pula sebelum timbulnya ahli bid’ah atau sebelum timbulnya kelompok-kelompok sempalan, seperti aliran sesat Syiah. [Pz/albayyinat/swaraqur'an/erm].

SYIAH MENCELA PARA SHAHABAT NABI SAW.

(http://jaser-leonheart.blogspot.com/2012/07/mulut-mulut-busuk-para-hamba-mutah.html)

Sesungguhnya orang-orang bodoh tersentuh hatinya dengan slogan-slogan palsu persatuan bathil antara Ahlus Sunnah dengan Syi'ah. Seandainya mereka yang berlagak fasih itu mengetahui hakikat permasalahannya, tentu mereka akan merasa jijik dan berlepas diri dari berpelukan dengan kaum najis hamba-hamba mut'ah. Seandainya mereka mengetahui sejarah dan melihat apa yang telah menimpa pendahulunya dari pengkhianatan-pengkhianatan Syi'ah, tentu mereka sadar siapa musuh mereka yang tidak kalah beracunnya selain dari Yahudi dan Nashrani.
Seandainya mereka mengetahui bahwa diri mereka adalah anak zina di mata Syi'ah, seandainya mereka mengetahui bahwa  mereka adalah Nashibi di mata Syi'ah, seandainya mereka mengetahui bahwa darah dan harta mereka adalah halal di mata Syi'ah, seandainya mereka mengetahui bahwa mereka adalah KAFIR SEKALIGUS MUSUH di mata Syi'ah, akankah mereka masih berpelukan dengan kaum busuk hamba-hamba mut'ah?
Sesungguhnya tidaklah mereka tertipu kecuali dikarenakan kebodohan mereka. Mereka tidak mengenal Syi'ah kecuali dari kulitnya saja hingga mereka tertipu oleh kedok syahadat, sorban, dan cinta palsu kepada Ahlul Bait yang ada pada Syi'ah. Mereka pun juga tidak mengetahui jasa dan kedudukan Istri-Istri dan para Shahabat Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam sehingga ketika mereka melihat Syi'ah menghina-hina para Salaf, maka hati mereka pun bagaikan mayat hidup dikarenakan kejahilan mereka.
Dan lebih dari sekedar kata "perbedaan" sesungguhnya orang-orang yang tertipu itu tidak mengetahui AKIBAT FATAL bilamana nantinya mereka membenci para Shahabat, maka otomatis mereka pun akan meninggalkan apa yang dibawa oleh para Shahabat, yakni riwayat-riwayat yang berisi Sunnah Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam. Apakah mereka tidak sadar bahwa tata cara 'Ibadah pun dijelaskan dalam Hadits riwayat-riwayat para Shahabat? Bukalah Shahih Bukhari, bukalah Shahih Muslim, maka engkau akan mendapati "dari Abu Hurairah" , "dari Anas" , "dari Ibn 'Umar" , "dari Ibn 'Abbas" , dan yang lainnya -Radhiyallaahu 'Anhum- Lalu apa jadinya jika mereka meninggalkan itu semua? Maka otomatis mereka pun berpindah kepada riwayat-riwayat buatan Syi'ah yang berisikan tata cara beragama mereka yang juga dibuat-buat. Dan memang inilah yang di-inginkan Syi'ah, terlebih dahulu mereka membuat orang-orang bodoh membenci para Shahabat sebelum memeluk ke dalam riwayat-riwayat mereka. Karena itu, jangan heran jika melihat cara beragama kaum Syi'ah berbeda dengan Kaum Muslimin dimulai dari sisi Tauhid hingga yang lain.
Dan karenanya pula tidak heran jika para Imam-Imam besar Salafush-Shalih menyatakan akan kekafiran Syi'ah pun disebabkan salah satu hal di atas. Semoga Allah merahmati Al-Imam Abu Zur'ah Ar-Razi. Beliau berkata :

إذا رأيت الرجل ينتقص أحدا من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم فاعلم أنه زنديق ، وذلك أن الرسول صلى الله عليه وسلم عندنا حق ، والقرآن حق ، وإنما أدى إلينا هذا القرآن والسنن أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم ، وإنما يريدون أن يجرحوا شهودنا ليبطلوا الكتاب والسنة ، والجرح بهم أولى وهم زنادقة

"Jika engkau melihat orang yang mencela salah satu dari shahabat Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam, maka ketahuilah bahwa orang tersebut adalah ZINDIQ. Yang demikian itu karena Rasulullah
Shallallaahu 'Alaihi Wasallam  bagi kita adalah haq ( benar ucapannya ), Al-Qur'an adalah haq, dan sesungguhnya yang menyampaikan Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah para Shahabat Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam. Sungguh orang-orang yang mencela para saksi kita (para Shahabat), berarti mereka bertujuan untuk membatalkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Mereka lebih pantas untuk di-Jarh (dicela, diberi penilaian negatif ) dan mereka adalah orang-orang yang ZINDIQ!!!" [الكفاية في علم الرواية للخطيب البغدادي ج 1 / ص 119]
Berikut ini Saya akan memaparkan sekilas dari mulut-mulut busuk para pemeluk agama Syi'ah di Facebook yang menghina-hina para Shahabat Radhiyallaahu 'Anhum. Dan agar orang-orang bodoh tidak berkata "Ah itu kan cuma oknum" maka akan Saya mulai dari seorang dedengkot besar sekaligus Ahli Hadits mereka (Syi'ah) yakni Al-Majlisi; ulama syi'ah kenamaan, yang menyusun kitab Biharul Anwar ensiklopedi hadits syi'ah yang terdiri dari 110 jilid sebagai bukti bahwa yang demikian bukan sekedar celotehan oknum melainkan hal tersebut bersumber dari 'Aqidah keyakinan agama mereka.
Terakhir dari muqaddimah ini, ketahuilah bahwa pemaparan ini bukan berarti kami menginginkan untuk bersatu bersama Syi'ah dengan syarat mereka diam dari mencela Shahabat. Tidak!! Demi ALLAH, TIDAK!!! Sesungguhnya isu-isu persatuan antara Ahlus Sunnah dengan Syi'ah adalah dihembuskan dari Syi'ah -karena mereka minoritas- Sedangkan sejarah dari dulu telah membuktikan bahwa mereka (Syi'ah) adalah kaum berwatak khianat. Dari pengkhianatan mereka terhadap Ahlul Bait, Imam Husain, berlanjut kepada usaha mereka untuk membunuh Panglima Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, hancurnya Baghdad, dan yang lainnya, pun tragedi Palestine dan Suriah tidak lepas dari kejahatan-kejahatan mereka. Mereka adalah kaum yang ketika minoritas suka MENJILAT namun ketika dalam keadaan mayoritas, maka nampaklah sikap pengecut mereka dengan MEMBANTAI Ahlus Sunnah yang minoritas.
Dan walaupun mereka menahan diri dari mencela para Shahabat, Kami tetap tidak akan bersatu dengan mereka para hamba-hamba mut'ah disebabkan Aqidah mereka memang murni berlumur kebencian terhadap para Shahabat. Sama seperti orang-orang Nashrani yang tidak mencela Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam di depan umum namun hati mereka masih saja mengingkari Beliau Shallallaahu 'Alaihi Wasallam. Perbedaan antara Ahlus Sunnah dengan Syi'ah tidak hanya pada perbedaan Furu', tetapi juga berpokok kepada perbedaan Aqidah. Perbedaan antara Ahlus Sunnah dengan Syi'ah bukanlah perbedaan Madzhab seperti antara Madzhab Maliki dengan Madzhab Syafi'iy, melainkan perbedaan AGAMA. Perbedaan antara Ahlus Sunnah dengan Syi'ah sebagaimana Perbedaan antara Islam dengan Yahudi (Bapak Kandung Syi'ah). Oleh karena itu, Ahlus Sunnah tidak akan pernah bersatu dengan Syi'ah sebagaimana Islam tidak akan pernah bersatu dengan Yahudi dan agama-agama kafir lainnya.
Al-Majlisi dalam kitabnya Biharul Anwar Juz 69 halaman 137-138 mengisahkan bahwa seorang budak 'Ali bin Al-Husain berkata :

كنت معه عليه السلام في بعض خلواته فقلت: إن لي عليك حقا ألا تخبرني عن هذين الرجلين: عن أبي بكر وعمر ؟ فقال: كافران كافر من أحبهما

"Aku pernah bersama beliau 'Alaihis Salam pada saat beliau menyendiri, lalu aku katakan : "Aku memiliki hak yang harus engkau penuhi, kecuali apabila engkau memberi-tahukan kepadaku tentang dua orang ini: tentang Abu Bakr dan 'Umar". Maka beliau menjawab: "KEDUANYA KAFIR, DAN KAFIR JUGA ORANG YANG MENCINTAI KEDUANYA"

وعن أبي حمزة الثمالي أنه سئل علي بن الحسين عليهما السلام عنهما فقال: كافران كافر من تولاهما

Dan dari Abu Hamzah Ats-Tsumali, sesungguhnya dia bertanya kepada 'Ali bin Al-Husain 'Alaihimas-Salam tentang keduanya (Abu Bakr dan 'Umar), maka beliau menjawab: "KEDUANYA KAFIR DAN KAFIR JUGA ORANG YANG SETIA KEPADA KEDUANYA"

Kemudian riwayat dari 3 Imam, 'Ali bin Al-Husain, Muhammad bin 'Ali, dan Ja'far ibn Muhammad bahwa mereka berkata :

ثلاثة لا ينظر الله إليهم يوم القيامة ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم: من زعم أنه إمام وليس بامام، ومن جحد إمامة إمام من الله، ومن زعم أن لهما في الاسلام نصيبا

"Tiga macam orang yang Allah tidak akan melihat kepada mereka di Hari Kiamat, dan tidak akan mensucikan mereka dan bagi mereka siksaan yang pedih, yaitu: Orang yang  mengklaim bahwa ia Imam sementara dia bukan Imam, orang yang menolak Imamah Imam dari Allah, DAN SIAPA PUN YANG MENGKLAIM BAHWA KEDUANYA (Abu Bakr dan 'Umar) MEMILIKI BAGIAN DALAM ISLAM."

Dan yang ini dari Maktabah Syi'ah Online :

بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٦٩ - الصفحة ١٣٧
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٦٩ - الصفحة ١٣٨ 

Sebenarnya masih sangat banyak pengkafiran dari Syi'ah terhadap Shahabat Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam dan Kaum Muslimin, agar tidak berkepanjangan dan selaras dengan tema pembahasan, maka Saya simpulkan dengan pernyataan Al-Majlisi dalam kitabnya Biharul Anwar juz 30 halaman 399 :

أقول: الأخبار الدالة على كفر أبي بكر وعمر وأضرابهما وثواب لعنهم والبراءة منهم وما يتضمن بدعهم أكثر من أن يذكر في هذا المجلد أو في مجلدات شتى وفيما أوردنا كفاية لمن أراد الله هدايته إلى الصراط المستقيم 
Aku (Al-Majlisi) katakan : riwayat-riwayat yang menunjukkan KAFIRNYA Abu Bakr, 'Umar, dan orang-orang yang sejalan dengan mereka berdua, dan yang menunjukkan pahala melaknat mereka dan memusuhi mereka, serta yang menunjukkan bid'ah mereka, ADALAH TERLALU BANYAK UNTUK DISEBUTKAN DALAM SATU JILID ATAUPUN BERJILID-JILID KITAB. Apa yang telah kami nukilkan di atas sudah cukup bagi orang yang diberi petunjuk oleh Allah ke jalan yang lurus. [كتاب بحار الأنوار الجزء 30 صفحة 399 باب كفر الثلاثة و نفاقهم] 


Dan yang ini dari Maktabah Syi'ah Online :
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٣٠ - الصفحة ٣٩٩

Dan yang berikut adalah Screen-shoot dari Al-Akh 'Ali Alaydruz As-Sakran -Hafizhahullah- dan juga dari Saudara-Saudaraku yang lain (Kaum Muslimin Ahlus Sunnah) yang tidak kusebutkan satu-persatu namun tidak mengurangi rasa hormat dan cintaku kepada kalian karena Allah Ta'ala, yang screen-shoots ini Saya ambil dari salah satu grup yang Al-Akh Ali Alaydruz As-Sakran sebagai Adminnya, dan dari pemberian Saudara-Saudari Kaum Muslimin kepada saya. Semoga Allah membalas kebaikan antum semua dan menjadikannya manfa'at hingga orang-orang yang tertipu oleh Syi'ah terbuka lebar-lebar matanya.

WAHAI KAUM MUSLIMIN
INILAH DIANTARA MUSUH-MUSUH KALIAN YANG SESUNGGUHNYA!!!!

















































Insya Allah akan terus di-update untuk screen-shoot selanjutnya.